Pablo Picasso: Kubisme, Popularitas, Keabadian, Muralmedan.com,- Seperti yang sudah di ketehui, Pablo Picasso tak terlepas dari keidentikan Kubisme dalam aliran maupun gerakan seni lukis abad-20.
Periode ini lahir ketikan periode mawar (1904-1906) perlahan menurun, barulah ia masuk pada periode yang bisa dibilang paling berpengaruh dalam sisi kesenimannya: Periode Kubisme. Kubisme merupakan gaya artistik yang dipelopori oleh Picasso dan temannya sesama pelukis Georges Braque.
Secara pengertian, Kubisme merupakan sebuah gerakan seni Avant-Garde abad ke-20 yang dirintis oleh Pablo Picasso dan Georges Braque. Gerakan seni ini membuat revolusi dalam lukisan dan pahatan Eropa, dan menginspirasi gerakan musik dan sastra selama periode abad baru. Cabang pertama Kubisme, yaitu: Kubisme Analitis yang bermaksud sebagai gerakan seni radikal dan berpengaruh yang muncul antara 1907 dan 1911 di Prancis. Pada fase kedua, Kubisme Sintetis, gerakan ini menyebar dan masih ada sampai sekitar tahun 1919 dan perlahan ke-eksistensiannya memudar ketika gerakan Surealisme mulai dikenal masyarakat.
Sejarawan seni Inggris, Inggris, Douglas Cooper menjelaskaan tiga fase Kubisme dalam bukunya, “The Cubist Epoch”. Menurut Cooper ada yang namanya “Kubisme Awal” (1906-1908) ketika gerakan ini mulai dikembangkan di studio Picasso dan Braque. Fase kedua disebut “Kubisme Tinggi” (1909-1914) ketika Juan Gris muncul sebagai seniman berpengaruh di Perancis. Dan terakhir “Kubisme Akhir” (1914-1921) sebagai fase terakhir Kubisme sebagai gerakan avant-garde radikal yang bangak melahirkan revolusi dalam seni lukis maupun seni sastra.
Pada lukisan gaya kubus ini, objek seperti dipecah menjadi beberapa bagian dan disatukan ke dalam bentuk abstrak. Ciri lainnya lukisan ini menyoroti bentuk geometris kompositnya dan menggambarkannya dari berbagai sudut pandang untuk menciptakan efek seperti kolase. Gaya kubisme ini begitu mengejutkan dan sangat mempesona bagi dunia seni.
Pada 1907, Picasso menciptakan lukisan yang hari ini dianggap sebagai sumber inspirasi lukisan Kubisme. Lukisan itu adalah “Les Demoiselles d’Avignon.”
Lukisan itu sebuah penggambaran tentang lima pelacur telanjang, diabstraksikan dan didistorsi dengan fitur geometris yang tajam. Bercak-bercak biru, hijau, dan abu-abu dari lukisan itu bisa dibilang adalah sebuah masterpiece yang belum pernah dibuat oleh pelukis lain sebelumnya. Dan hal itu sangat mempengaruhi arah seni di abad-20 kemudian.
Pecahnya perang dunia pertama mempengaruhi perubahan besar seni Picasso ke fase berikutnya.
Kurun waktu antara tahun 1918-1927, digolongkan sebagai periode klasik. Sebuah fase di mana ia melukis realisme dalam perjalanan seni Picasso yang didominasi oleh eksperimen besar-besaran.
Karya-karya pentingnya pada periode ini termasuk “Three Women at the Spring” (1921), “Two Women Running on the Beach” (1922), dan “The Pipes of Pan” (1923).
Sejak 1927 dan seterusnya, Picasso terperangkap dalam gerakan filosofis dan gerakan budaya yang dikenal sebagai Surrealisme. Sebuah manifestasi artistik yang merupakan produk dari Kubisme itu sendiri.
Sejak 1927 dan seterusnya, Picasso terperangkap dalam gerakan filosofis dan gerakan budaya yang dikenal sebagai Surrealisme. Sebuah manifestasi artistik yang merupakan produk dari Kubisme itu sendiri.
Guernica adalah lukisan surealis paling terkenal Picasso yang dianggap salah satu lukisan terbesar sepanjang sejarah. Lukisan ini rampung pada tahun 1937 dan membawa dirinya jauh ke dalam gerakan budaya dan politik yang terjadi pada waktu itu.
Karya ini dibuat setelah pembom Nazi Jerman yang mendukung pasukan nasionalis Spanyol Francisco Franco melakukan serangan udaranya di kota Guernica, Basque Spanyol pada 26 April 1937. Picasso geram. Luapan emosionalnya itu kemudian tumpah pada “Guernica” yang menjadi maha karya ini.
Gurenica menjadi salah satu lukisan anti-perang yang paling menyentuh dan kuat dalam sejarah. Warna hitam, putih, dan abu-abu pada lukisan ini adalah wujud surealis atas kengerian perang. Ditambah lagi gambar-gambar minotaur dan beberapa tokoh mirip manusia di berbagai negara yang menggambarkan penderitaan dan teror.
Setelah Perang Dunia II usai, Picasso menjadi lebih politis, ia bergabung dengan Partai Komunis. Pada masa ini ia dua kali diberi penghargaan Hadiah Perdamaian Lenin Internasional pada tahun 1950 dan 1961.
Di penghujung karirnya, Picasso menciptakan karya seni terakhirnya yakni “Self Potrait Facing Death.” Lukisan itu ia buat dengan menggunakan pencil dan krayon setahun sebelum kematiannya.
Lukisannya menonjolkan objek manusia dan kera, dengan wajah berwarna hijau dan rambut merah muda. Ekspresi matanya memancarkan kesan kebijaksanaan, ketakutan, dan ketidakpastian dalam hidup.
Setahun setelah merampungkan karya terakhirnya tersebut, Picasso meninggal dunia. Ia mengembuskan nafasnya yang terakhir pada tanggal 8 April 1973. Ia meninggal di usianya yang ke 91 tahun di Mougins, Perancis. Picasso meninggal karena serangan jantung.
Baca juga:
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
2 Comments
[…] Baca juga: Pablo Picasso: Kubisme, Popularitas, Keabadian […]
[…] Baca juga: Pablo Picasso: Kubisme, Popularitas, Keabadian […]